BELAYAN HADUI ADAT DANGAI BAHAU BUSANG KAYAAN MEKAAM
Judul
: BELAYAN HADUI ADAT DANGAI BAHAU BUSANG KAYAAN MEKAAM
Penulis : B.
Blawing Belareq
Pencetakan
: ADRIANUS LIAH - B. BLAWING B – SAMARINDA
Tahun
Terbit : 2007
Bentuk
Fisik : Buku
Nomor
Panggil : CB-D.19 2007-055/1499-2008 959.843 BEL B
Nomor
Barcode : 1499-2008/CB
Subjek : Kebudayaan
Dayak (Kalimantan Timur)
Lokasi
Ruang : Ruang Deposit
Akses
: Baca / Lihat Di Tempat
Data
Bibliografis : Samarinda, 2007, 51 hlm : ilus ; 20 cm
Monograf
Sinopsis
:
Dangai atau Dange berasal dari kata ange (undangan) dan mange
(mengundang). Dange merupakan pelaksanaan Upacara Adat Suku Dayak Bahau Busaang
di Kalimantan Timur yang mengundang orang banyak baik Masyarakat kampung itu
sendiri maupun dari luar kampung yang diyakini untuk mengangkat derajat sosial
dan golongan dalam masyarakat adat suku Dayak di Kalimantan Timur.
Yang menjadi latar belakang suku Dayak Bahau Busaang melangsungkan
upacara adat Dange adalah Kepercayaan Suku Dayak Bahau Busaang pada suatu
kekuatan dari luar batas dan diri manusia yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan di dunia ini. Oleh karenanya menjadi keharusan untuk mengadakan
hubungan timbal balik dengan kekuatan tersebut melalui upacara adat salah
satunya adalah upacara adat “Dange”.
Buku “BELAYAN HADUI ADAT DANGAI BAHAU BUSANG KAYAAN MEKAAM” merupakan
buku panduan yang menyajikan informasi runtutan dan rangkaian acara demi acara
yang dilangsungkan serta beragam kelengkapan peralatan pada upacara adat
Dangai. Dalam buku ini dibahas secara detail tentang latar belakang tujuan dan
macam-macam upacara Dange serta bentuk pelaksanaan Dange Aya 10 (sepuluh) hari,
Dange Aya 5 (lima) hari, dan Dange Kilii 3 (tiga) hari.
Dalam buku ini di lengkapi dengan isitilah-istilah tulisan dari dari
Bahasa Suku Dayak yang autentik beserta foto-foto dari kejadian sebenarnya pada
upacara-upacara Dangai sebelumnya yang berlokasi di Liu’ Mulang dan Sendawar
Kabupaten Kutai Barat. Untuk melestarikan budaya adat Dangai itu sendiri
sehingga generasi muda penerus keturunan suku adat Dayak dapat meneruskan,
menghargai dan melestarikan adat Dangai sebagai suatu kesatuan dalam kehidupan
sosial yang beragam di Provinsi Kalimantan Timur.
Buku ini tersusun dengan mengumpulkan ragam referensi dan data dari para
imam ada (dayung aya’) suku Dayak yang telah berbagai pengetahuan secara lisan
maupun tertulis dan kutipan langsung dalam setiap mengikuti upacara adat
Dangae.