• login
  • daftar
  • Beranda
  • Kalbar
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kalteng
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kaltim
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kalsel
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kaltara
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kontak
  1. Beranda
  2. Artikel
  3. Mata Pencaharian Suku Dayak

Mata Pencaharian Suku Dayak

  • Perpustakaan Prov. Kaltim
  • 06 Mar 2020
  • 7131

Kalimantan memiliki landasan tanah yang terdiri dari karang padas, dan lapisan tanah humus yang tipis, sedang daratannya berupa hutan. Dengan penduduk yang tidak begitu padat. Berladang menjadi salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat suku Dayak. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga. Sehingga pengerjaannya dilakukan oleh kelompok yang biasanya berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan. Jadi bisa dibilang sistim mata pencaharian.

sistem perladangan dilakukan dengan cara berotasi atau bergilir, merupakan budaya khas semua suku Dayak. Sistem perladangan semacam itu mempunyai kearifan dan pengetahuan tersendiri, dalam hal pemeliharaan keseimbangan lingkungan.

Namun demikian, sistem perladangan semacam ini sering dipecundangi, dituduh tidak produktif dan merusak hutan. Suatu vonis yang harus diluruskan sebab banyak penelitian telah membuktikan salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dove (1988) terhadap suku Kantu di Kalimantan Barat yang menyatakan sistem perladangan suku Dayak tidak menyebabkan kerusakan hutan atau lingkungan.

Selain berladang, terutama pada saat menunggu waktu membuka lahan, suku Dayak melakukan pekerjaan lain. Diantaranya adalah berburu, mencari hasil hutan, dan mencari ikan di sungai.

 

A.Pengawetan Makanan.

          Alasannya agar makanan yang  ada bias bertahan lama karena masyarakat dayak hanya memakai cara-cara alami tidak ada pengawetan makanan seperti zaman modern ini.Contohnya:kulkas,formalin atau lapisan lilin yang tipis.

          Cara pengawetan makanan pada zaman lokal sebagai berikut:

  • Kariting atau karapas

Ialah salah satu cara pengawetan daging babi.

Caranya:Daging dan lemak babi ditaburi garam dan disangrai hingga kering.Setelah dingin disimpan bersama lemaknya dalam suatu wadah yang bias ditutup rapat.Pengawetan cara ini bias bertahan selama 6 bulan asalkan jangan terkena air.

  • Sehei

Adalah satu cara untuk mengawetkan ikan.Daya tahan cara pengawetan ini tidak lebih dari tujuh hari.Caranya:yaitu ikan yang masih baru di panggang di atas bara api hingga kering benar.

  • Kalasuam

Adalah cara pengawetan daging buruan atau ikan agar rasanya tidak berubah.namun pengawetan cara ini daya tahannya tidak lebih dari tujuh hari.Caranya:ikan atau daging yang akan di awetkan diberi garam secukupnya,dikasih sedikit air,dimasak setengah matang di atas api dan tutup panci jangan di buka hingga saat akan dimanfaatkan.

Berburu hewan

Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah masa tanam, yakni saat menunggu panen dari kebun mereka. Mata pencaharian suku Dayak pedalaman ini biasanya berburu di hutan dan mencari ikan di Sungai. Hewan yang sering menjadi tangkapan mereka dan menjadi makanan sehari-hari adalah babi hutan, unggas dan hewan yang bisa ditangkap lainnya. Dengan masuknya pendidikan formal di kalangan suku Dayak, banyak dari mereka yang meninggalkan pola berburu menjadi pola beternak. Umumnya ternak mereka adalah babi karena sangat mudah mencari makanannya. Babi adalah bahan makanan dan juga merupakan binatang yang sering digunakan dalam upacara adat tradisional suku Dayak. Selain itu juga ada ayam yang diternak secara bebas, tanpa diberikan kandang.

 B.Alat Berburu

          Peralatan berburu adalah sebagai berikut:

  • Tampuling,
  • Jarat,
  • Tambuwung,
  • Sangguh sipet,
  • Sangguh atep,
  • Sambulut,
  • Katek,
  • Sepan-sepan,
  • Salugi,
  • Sansuruk/jarat pelanduk,
  • Sampiti/poti,
  • Sangkatok/saketung/jarat tupai.

Berburu pada zaman lokal tidak akan berefek terhadap lingkungan.Sangat berbeda dengan zaman modern.Cara berburu pada zaman modern banyak berefek pada lingkungan.Contohnya:penangkapan ikan di laut.

 

C.penangkapan ikan

Alasan dan tujuan penangkapan ikan adalah ikan yang telah didapatkan dari berburu akan dijadikn makanan dan juga di awetkan agar rasa daging ikan tidak berubah.Cara menangkap ikan pada zaman lokal bukannya merusak malahan bersahabat dengan lingkungan contohnya menangkap ikan di sungai. Dengan cara                                                            

  1. memancing

2.marengge

3.pasat

4.malunta

5.buwu

6.manyauk(saok).

 

D.penangkapan hewan darat

Alasan dan tujuan penangkpan hewan darat adalah untuk makanan bertahan hidup dari kelaparan.Dari zaqman lokal sampai zaman modern perburuan hewan yang ada didarat dilaut , sunbgai, maupun diudara selalu dilakukan.Tetapi cara dan pemanfaatannya berbeda.Pada zaman lokal masyarakat dayak menangkap hewan menggunakan sumpit atau yang dikenal dengan sipet dan juga tombak.Pemanfaatannya untuk makanan saja tidak digunakan untuk macam-macam.Sedangkan pada zaman modern masyrakat dayak menggunkan tembakan atau pistol,panah, pemanfaatannya merugikan.

 

E.penangkapan burung

Alasan dan tujuan penangkapan burung untuk dijadikan makanan. Zaman dulu masyarakat suku dayak Kalimantan tengah cara menangkap burung besar si pemburu akan menirukan suara burung dengaan mulutnya sendiri dan dimiripkan dengan suara elang.Bisa juga dengan sumpit atau  tombak.Jarum,sumpit yang digunakan berburu burung dioleskan dengan ramuan racun yang berfungsi untuk melumpuhkan atau bahkan mematikan.



Bagikan ke:

Artikel Populer

  • Mingguan
  • Bulanan
  • Semua
  • Ragam Budaya Kalimantan Utara

    Ragam Budaya Kalimantan Utara

    • 03 Jul 2017
    • 13388
  • PAKAIAN ADAT KALIMANTAN TIMUR KUSTIN

    • 06 Mar 2020
    • 3748
  • Mata Pencaharian Suku Dayak

    • 06 Mar 2020
    • 7131
  • Upacara Adat Dayak

    Upacara Adat Dayak

    • 13 Agu 2017
    • 2701
  • Ragam Budaya Kalimantan Utara

    Ragam Budaya Kalimantan Utara

    • 03 Jul 2017
    • 13388
  • Mata Pencaharian Suku Dayak

    • 06 Mar 2020
    • 7131
  • PAKAIAN ADAT KALIMANTAN TIMUR KUSTIN

    • 06 Mar 2020
    • 3748
  • Sate Payau Kuliner Langka di Kaltim

    • 02 Apr 2020
    • 2272
  • Ragam Budaya Kalimantan Utara

    Ragam Budaya Kalimantan Utara

    • 03 Jul 2017
    • 13388
  • Mata Pencaharian Suku Dayak

    • 06 Mar 2020
    • 7131
  • PAKAIAN ADAT KALIMANTAN TIMUR KUSTIN

    • 06 Mar 2020
    • 3748
  • Sate Payau Kuliner Langka di Kaltim

    • 02 Apr 2020
    • 2272

Agenda

Kategori

  • Bahasa5
  • Budayawan13
  • Ekonomi2
  • Fashion1
  • Kesenian27
  • Kuliner4
  • Peralatan Hidup dan Teknologi2
  • Religi5
  • Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial25
  • Sistem Pengetahuan10
  • Kalimantan
  • (0451) 123456789
  • info@pustakaborneo.id
  • pustakaborneo.id

Artikel Terbaru

  • post
    Sekilas sejarah kesultanan Bulungan dari masa ke masa
    • 16 Jan 2023
  • post
    Samarinda Tempo Doeloe : Sejarah lokal 1200-1999
    • 16 Jan 2023
  • post
    Tatakrama pada suku Tidung
    • 16 Jan 2023

Link Terkait

Pustaka Borneo Pustaka Borneo Pustaka Borneo Pustaka Borneo Pustaka Borneo

Tag Pustaka Borneo

  • ajang
  • pangeran
  • berenang
  • tomawankng
  • selayang
  • naga
  • lukisan
  • kustin
  • fungsi
  • khas
  • kutai
  • diperkenalkan
  • musnahkan
Pustaka Borneo 2019
  • Beranda
  • Kalbar
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kalteng
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kaltim
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kalsel
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kaltara
    • Profil
    • Berita
    • Artikel
    • Buku
    • Photo
    • Video
  • Kontak

All right reserved by Pustaka Borneo