TERNYATA KALTIM MEMPUNYAI AKSARA KUNO : NUMERASI BATU BERTULIS YUPA
Rabu 5 Juli 2023
Perpusipkaltim Samarinda
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur yang berlokasi di Jl.Ir. H. Juanda no.4 depan flyover Samarinda pagi ini Rabu 5 Juli 2023 sekitar pukul 8.30 wita kedatangan dua orang Penulis Kaltim, Bapak Kurniawan dan Bapak Yulian Widya Saputra. Keduanya merupakan Dosen Mifa FKIP dan Matematika Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Penulis tersebut diterima dengan baik di Ruang Layanan khususnya Seksi Deposit dan Alih Media yang terletak di Lantai 3 oleh Ibu Fatimah Irny . Salah seorang Penulis (penulis ketiga ) dari buku Numerasi Batu Bertulis Yupa Kerajaan Martapura Di Kutai -Kalimantan Timur ibu Fitria Nurul Hidayah juga merupakan Dosen Luar Biasa di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI ) Samarinda sekaligus isteri pak Kurniawan.
Buku Numerasi Batu Bertulis Yupa disumbangkan oleh penulis Kaltim ke Seksi Deposit dan Alihmedia dan diterima dengan suka cita oleh Ibu Patimah Irny. Buku sumbangan tersebut tentu makin menambah kekayaan Koleksi Kontent lokal dan khasanah kearifan lokal Kalimantan Timur. Penelitian tiga akademisi ini yang menjadi objek kajiannya adalah prasasti Yupa. Sebuah pengetahuan baru matematika dan unsur unsur Etnomatematika. Buku Kajian numerasi tersebut dikaji melalui pendekatan ilmu sejarah kemudian dipadukan dengan multidisiplin ilmu, yakni geografi dan matematika (etnomatematika). Penulis menemukan penomoran bilangan matematika duhulu bentuknya kata kata tapi dalam hurup Pallawa berbahasa Sansakerta di atas Yupa ( tongkat batuan beku monolit) peninggalan kerajaan Martapura di Kutai.
Kendala Tim penulis dalam menggarap tulisan ini pada proses pencarian alih aksara Kuno, karena tidak semua orang paham tentang aksara tersebut, kemudian wawancara dengan ahli sejarah, dibutuhkan waktu satu tahun untuk proses wawancara dengan ahli aksara Kuno yang ada di Museum Nasional, harus menyesuaikan jadwal pertemuan dengan beliau karena memang dibutuhkan orang dimana -mana, ada juga orang Kaltim. “ Beliau membantu kami dalam penulisan huruf Pallawa, karena saat ini tidak ada yang paham tentang Bahasa sansakerta” ujar pak Kurniawan. Keterpaduan ketiga disiplin ilmu ini diharapkan dapat mengungkap kegiatan numerasi masyarakat nusantara yang terwakili oleh kerajaan Martapura (Kutai kuno) di Kalimantan Timur. Prasasti Yupa menggunakan Bahasa Sansakerta dengan Aksara Pallawa. Numerasi yang ditemukan bertemakan tentang kuantitas dan bilangan. Numerasi Kerajaan Kerajaan Kutai Masa Hindu – Budha abad ke 5 Masehi pada Teks Sansakerta = Aika dalam teks Bahasa Indonesia = Satu. Dasa itu sepuluh . Aikadasa artinya sebelas. Kosakata aika, dwi, tri dan seterusnya memiliki arti suatu urutan atau penomoran anak dalam sebuah keluarga, selain itu juga bermakna sebagai tanggal lahir seseorang. Dahulu Aika menandakan satu, pada zaman sekarang ada perubahan kata fonem menjadi Eka menandakan anak pertama atau satu. Pada bincang-bincang pagi ini bersama dua penulis dan pengunjung kami dengan wajah sumeringahnya mereka menaruh harapan bahwa buku yang disumbangkan ini bisa dibaca oleh masyarakat luas masyarakat Kalimantan Timur khususnya, ”Masyarakat perlu tahu bahwa di Kaltim ini ada aksara Kuno yang tertulis di batu Yupa”.ucapnya.(Masitah)