Taman Gubang, 1 Keindahan Lainnnya di Kukar yang Wajib Dikunjungi
Taman Gubang adalah perpaduan antara wisata alam dan buatan. Karena destinasi yang menjual panorama danau ini, menyulap kolam eks tambang menjadi sebuah tempat yang menakjubkan. Dengan berbagai sentuhan kreatif kekinian. Spot utamanya adalah dermaga Taman Gubang. Suasananya sungguh asri. Baru mau masuk ke area dermaga saja pengunjung sudah disajikan pemandangan menyejukkan. Bebungaan tersusun rapi. Berwarna-warni. Membuat pengunjung ingin memiliki dan memutiki. Tapi jangan dipetik ya. Bunganya cukup dipandang saja. Next. Begitu sampai di dermaga. Pemandangan danau nan luas langsung memenuhi kelopak mata. Adem. Sampai situ pengunjung bisa memilih. Mau duduk leyeh-leyeh saja. Sambil mengunyah gorengan hangat dibarengi kopi, teh, atau minuman apa saja yang tersedia, bisa. Mau sambil berswafoto, sudah tentu bisa ya. Kalau mau sedikit mengeksplore danau. Pengunjung bisa langsung terjun ke danau. Tidak…tidak. Bercanda. Dari dermaga, segala aktivitas di Taman Gubang bisa disaksikan. Untuk sekedar dilihat atau diabadikan melalui tangkapan gambar. (dok/Chiel Ipeth) Sudah disediakan perahu dan sepeda air. Pengunjung bisa memilih armada sesuai selera. Untuk menjangkau sebagian luasan danau. Atau hanya untuk berfoto di tengah danau. Perahu-perahu ini sangat aman untuk kamu yang tidak bisa berenang. Karena sudah disediakan life jacket. Untuk menyewa perahu kecil, pengunjung cukup keluarkan uang Rp 20 ribu. Sudah bisa berkeliling danau selama 2 jam. Murah banget ya. Kalau mau perahu yang lebih besar dengan desain yang unik itu. Harganya Rp 100 ribu. Tapi bisa ditumpangi 8 orang. Durasi jelajahnya selama 40 menit. Dua perahu yang dijadikan satu ini menjadi daya tarik utama. (dok/ Mahakam Eksplore) Dan bagi pengunjung yang gemar memancing. Jangan khawatir. Karena sudah disediakan perahu khusus. Maharnya hanya Rp 30 ribu. Sudah bisa dibawa dari pagi sampai jam 2 siang. Atau mulai jam 2 siang sampai jam 6 sore. Suka-suka pengunjung saja. Pengunjung juga tak harus buru-buru pulang. Karena Taman Gubang tutup jam 9 malam. Pengunjung dipersilakan menikmati suasana hingga jelang malam. Walau memang, berbagai pelayanan seperti penyewaan perahu dan lainnya berakhir pukul 6 sore saja. Best moment-nya tentu saat senja. Tatkala matahari akan pulang ke peraduannya. Semburat sinar jingganya turut memantul di air danau. Bagus-bagusnya untuk berfoto. Nikmat-nikmatnya menyeruput kopi. Aduhai. Yakin gak mau main ke Taman Gubang? Tidak bisa berenang bukan alasan untuk tidak merasakan pengalaman naik sepeda air di Taman Gubang. (Dok/ Dian Rosita) Taman Gubang sendiri masihlah sangat belia. Mulai dibuka pelan-pelan April 2020 lalu. Sehingga berbagai perbaikan lokasi dan peningkatan masih terus dilakukan secara marathon. Walau masih bau kencur –ibarat bayi. Taman Gubang sudah masuk jajaran destinasi wisata favorit di Kukar. Karena dalam sepekan, bisa mendapat 800 kunjungan. * DULUNYA DIMANFAATKAN UNTUK SISTEM IRIGASI Pengelola Taman Gubang Ahmadi mengatakan, dulunya danau yang terbentuk karena aktivitas tambang ini sempat dijadikan sistem irigasi oleh masyarakat petani Desa Loa Ulung. Namun seiring lahan pertanian makin sempit. Maka sistem irigasi pun tak lagi diperlukan. Maka dari itu Ahmadi melihat peluang dan potensi dari danau peninggalan tambang tersebut. Sejak ditinggalkan pemilik tambang pada medio 1994. Berulang kali potensi ini diajukan terhitung 2014 dan 2018 melalui Musrenbang. Namun hasilnya nihil. Baru di tahun 2020 bisa terwujud, setelah dirinya memberanikan diri mengelola secara pribadi. Hasilnya cukup banyak menarik wisatawan ke Desa Loa Ulung. “Dua bulan pembangunan baru ada dermaga saja, masyarakat banyak yang senang. Sore-sore santai di dermaga,” jelas Ahmadi. Sejauh ini masih dikelolanya secara pribadi. Belum melibatkan investor. Hanya bekerja sama dengan masyarakat lokal dalam hal penyediaan perahu. Dengan sistem bagi hasil. Saat ini, di Taman Gubang terdapat perahu besar untuk keluarga sebanyak 3 unit. Sepeda air tiga unit dan perahu sedang sebanyak 10 unit. Delapan bulan buka. Tidak hanya dirinya saja yang merasakan buah hasil kerja kerasnya. Masyarakat lokal pun turut kecipratan untung. Ia mempersilakan masyarakat lokal untuk menjajakan dagangannya di sekitar Taman Gubang. “Bagi warga lokal, cukup memberikan nilai positif. Warga yang ingin mengikuti saya disilakan, apakah itu jualan atau lainnya. Paling tidak yang menghasilkan uang untuk mereka sendiri,” pungkas Ahmadi. (mrf/ava)
Berita selengkapnya klik di sini https://nomorsatukaltim.com/2020/11/15/taman-gubang-keindahan/?fbclid=IwAR3w_fchhgL5V-KplgS53YXh7bo9mG-nXGATNVNTFhnygIZ0vyogS5pao8k#prettyPhoto