Mengenal Budaya Daerah Melalui Sandima
PROKAL.CO, SAMARINDA. Salah satu upaya untuk menanamkan dan memperkenalkan kebudayaan daerah yakni dengan pertunjukan seni seperti Sandiwara Mamanda (Sandima) pentas keliling sekolah garapan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda bekerja sama dengan dewan kesenian Format kota Samarinda, yang kali ini menyambangi SDN 009 Loa Janan Ilir, Selasa (22/11).
ÔÇ£Ini merupakan tampilan kelima di lingkup UPTD Loa Janan Ilir, dan Alhamdulillah anak-anak sangat menyambut dengan antusias kesenian Mamanda ini. Sandiwara Mamanda adalah salah satu kebudayaan asli Kaltim dan akar budaya kita yang harus kita kenal, cintai dan lestarikan budaya bangsa,ÔÇØ ujar Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Loa Janan Ilir, Dasmiah.
Ia menyebutkan acara tersebut merupakan langkah awal untuk kembali mengenalkan dan mengajak anak-anak dalam mencintai, mengenal dan dapat melestarikan kebudayaan lokal dan budaya asli Samarinda.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Samarinda diwakili Kabid Kebudayaan dan Litbang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Andy Arifin dalam sambutannya dan membuka kegiatan tersebut menyampaikan budaya menjadi hal penting dan jangan sampai anak-anak meninggalkan dan lebih mengenal budaya asing.
ÔÇ£Samarinda tidak hanya Mamanda saja, tetapi banyak sekali budaya yang tumbuh dan berkembang di kota Tepian. Dengan adanya pentas keliling sekolah ini, tidak hanya budaya Banjar saja yang kita suguhkan di pentas keliling ini tetapi budaya lainnya pun akan pula turut kita jalin. Karena orientasi pengembangan budaya saat ini adalah salah satunya untuk mempersatukan kita bukan untuk mempertajam perpecahan, tetapi kita harus saling mendukung antar budaya yang ada di Indonesia,ÔÇØ ungkapnya.
Kepala SDN 009 Loa Janan Ilir, Eny Dwi Hastuti mengungkapkan sangat mendukung kegiatan Sandima ini dan bisa menyambangi sekolahnya. ÔÇ£Dari pertunjukkan ini, ana-anak maupun orang tua yang turut menyaksikan bisa mengambil pesan moral yang ada di setiap lakon-lakon yang diperankan. Karena di Sandima ini lebih mengarah ke unsur budi pekerti seperti berbakti kepada orang tua dan menghormati guru,ÔÇØ tuturnya.
Ia menambahkan di SDN 009 pun di setiap akhir pembelajaran selalu mengadakan kegiatan yang lebih mengacu unsur kebudayaan seperti lagu-lagu daerah, tarian daerah. ÔÇ£Sehingga budaya kita yang dipelajari anak-anak ini dapat terus dilestarikan, dan ketika ada ajang FLS2N anak-anak pun sudah bisa mengikuti tanpa harus mencari asal-asalan karena jauh-jauh hari memang sudah kita persiapkan,ÔÇØ imbuhnya. (adv/nch/beb)
ÔÇ£Ini merupakan tampilan kelima di lingkup UPTD Loa Janan Ilir, dan Alhamdulillah anak-anak sangat menyambut dengan antusias kesenian Mamanda ini. Sandiwara Mamanda adalah salah satu kebudayaan asli Kaltim dan akar budaya kita yang harus kita kenal, cintai dan lestarikan budaya bangsa,ÔÇØ ujar Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Loa Janan Ilir, Dasmiah.
Ia menyebutkan acara tersebut merupakan langkah awal untuk kembali mengenalkan dan mengajak anak-anak dalam mencintai, mengenal dan dapat melestarikan kebudayaan lokal dan budaya asli Samarinda.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Samarinda diwakili Kabid Kebudayaan dan Litbang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Andy Arifin dalam sambutannya dan membuka kegiatan tersebut menyampaikan budaya menjadi hal penting dan jangan sampai anak-anak meninggalkan dan lebih mengenal budaya asing.
ÔÇ£Samarinda tidak hanya Mamanda saja, tetapi banyak sekali budaya yang tumbuh dan berkembang di kota Tepian. Dengan adanya pentas keliling sekolah ini, tidak hanya budaya Banjar saja yang kita suguhkan di pentas keliling ini tetapi budaya lainnya pun akan pula turut kita jalin. Karena orientasi pengembangan budaya saat ini adalah salah satunya untuk mempersatukan kita bukan untuk mempertajam perpecahan, tetapi kita harus saling mendukung antar budaya yang ada di Indonesia,ÔÇØ ungkapnya.
Kepala SDN 009 Loa Janan Ilir, Eny Dwi Hastuti mengungkapkan sangat mendukung kegiatan Sandima ini dan bisa menyambangi sekolahnya. ÔÇ£Dari pertunjukkan ini, ana-anak maupun orang tua yang turut menyaksikan bisa mengambil pesan moral yang ada di setiap lakon-lakon yang diperankan. Karena di Sandima ini lebih mengarah ke unsur budi pekerti seperti berbakti kepada orang tua dan menghormati guru,ÔÇØ tuturnya.
Ia menambahkan di SDN 009 pun di setiap akhir pembelajaran selalu mengadakan kegiatan yang lebih mengacu unsur kebudayaan seperti lagu-lagu daerah, tarian daerah. ÔÇ£Sehingga budaya kita yang dipelajari anak-anak ini dapat terus dilestarikan, dan ketika ada ajang FLS2N anak-anak pun sudah bisa mengikuti tanpa harus mencari asal-asalan karena jauh-jauh hari memang sudah kita persiapkan,ÔÇØ imbuhnya. (adv/nch/beb)