Merangsang Generasi Muda Cinta Budaya Lokal
KUNTAU - Pertunjukan kuntau yang digelar UPTD Taman Budaya Kalsel, Sabtu (25/2) malam.
MUHAMMAD Ramadani duduk di barisan tengah sebelah kanan kursi penonton di Gedung Kesenian Balairung Sari, Taman Budaya Kelimantan Selatan. Bersama seorang temannya, remaja SMP dari Landasan Ulin, Banjarbaru, ini sengaja datang ke Banjarmasin hanya untuk menyaksikan pertunjukan kuntau pada Sabtu (25 / 2) malam yang digelar UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan.
Ramadani mengaku senang dengan beladiri, di antaranya kuntau. Kuntau adalah seni bela diri silat tradisional Banjar. Dia mulai menyukai kuntau kerena sering melihatnya di pesta-pesta pernihakan yang di gelar orang Banjar. Dia juga belajar kuntau mulai kelas empat SD hingga sekarang.
Setelah mendengar kabar di Taman Budaya Kalsel ada pertunjukan kuntau, Ramadahani pun datang. "Tidak takur biar malam-malam ke Banjarmasin kerena saya memang senang bakuntau," tutur remaja itu.
Penonton lainnya, Ratna, berkomentar silat tradisional Banjar ini bagus untuk dipertunjukan ke generasi muda sekarang." Supaya mereka mengetahui seperti apa kuntau itu. Bagus sekali Taman Budaya menampilkannya kali ini." ujar perempuan asal Barikin,Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, ini.
Pertunjukan malam itu cukup sukses. Tidak hanya penampilan para pendekar kuntau memeragakan jurus-jurus, namum dibalut dalam sebuah drama komedi. Penampilan para pendekar kuntau (Jasa Datu) Macam Kumbang Haruyan dari Kabupaten HST diiringi musik oleh Sanggar Seni Ading Bastari dari Desa Barikin , HST. Pertunjukan dikemas dalam sebuah acara berjudul Seni Pertunjukan Membawa Langkah Manjunjung Adat.
Berdurasi satu jam, pertunjukan dimulai pukul 21.30 Wita hingga 22.30 Wita. Karena bernuansa komedi tentang seorang guru dan para murid di sebuah padepokan kuntau yang bertingkah lucu, membuat para penonton tertawa.
Adegan dibuka oleh ritual besalamatan atau buka gelanggang, sang guru duduk di tengah dikelilingi para muridnya. Sang guru membaca doa-doa di depan sebuah kemenyan yang berasap. Lampu di dalam gedung tampak remang-remang dan asap kemenyan mengepul-ngepul. Setelah itu, barulah murid-muridnya berolahraga sebentar sebelum memulai latihan.
Saat latihan berlangsung, tingkah para murid bermacam-macam. Ada yang tidak fokus sehingga gerakannya salah terus, membuat sang guru marah dan penonton tertawa menyaksikan akting polos sang murid. Bahkan, ada yang sengaja bolos diam-diam kabur untuk jajan kemudian ketahuan sang guru. Murid yang kabur dihukum namun dia pandai ngeles, membuat suasana kocak dan para penonton tertawa.
Diceritakan, keahlian silat para murid itu diuji oleh guru sebelum dinyatakan lulus belajar kuntau. Jadilah di panggung mereka bertarung mengeluarkan jurus-jurus sakti masing-masing. Macam-macam lagi tingkah lucu para murid membuat penonton kembali tergelak. Musik pengiring terdengar mengalun, mengikuti tiap gerakan kuntau mereka.
Di akhir pertunjukan sang guru dan murid melakukan ritual patikaman dan palapasan yang merupakan proses wisuda mereka. Mereka tampak duduk mendengarkan petuah sang guru yang menyatakan bahwa ilmu mereka sudah bagus, sudah berhasil menguasai ilmu kuntau dan pantas dinobatkan sebagai panguntauan atau pendekar kuntau.
Mahdianor, pelatih Kuntau Perguruan Kuntau (Jasa Datu) Macan Kumbang Haruyan berperan sebagai guru mengatakan, padepokannya sudah sering tampil di berbagai pertunjukan kuntau di Banjarmasin dan Hulu Sungai.
"biasanya kami tampil menghibur warga di acara-acara pernikahan. DI Hulu Sungai sudah bekeliling ke banyak kampung. Di Banjarmasin juga sudah sering, biasanya di acara pernikahan, kalau di pergelaran seni di taman Budaya baru kali ini," ungakpnya
DI Hulu Sungai ada banyak perguruan kuntau. Dia melatih di tujuh padepokan kuntau di sana hingga muridnya pun mencapai ratusan orang.: Acara ini bagus sekali, agar kesenian kuntau bisa lebih dikenal generasi muda sekrang," katanya.
Kata H Fahrurazie, Kepala UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan, pihaknya sengaja menggelar pertunjukan kuntau dalam rangka mengangkat dan melestarikan kesenian tradisional Banjar. Acara malam itu dihadiri banyak penonton, termasuk beberapa kalangan seniman dan budayawam. (ath)