Sekilas sejarah kesultanan Bulungan dari masa ke masa
Buku Sekilas Sejarah Kesultanan Bulungan dari Masa ke masa berisi tentang peristiwa berupa legenda, fakta, sejarah dari masa ke masa dimana memberikan gambaran bahwa pernah ada kesultanan Bulungan yang merupakan cikal bakal berdirinya kabupaten Bulungan, Nunukan , Malinau dan Kota Tarakan serta tercatat sebagai salah satu Keraton Nusantara yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.Dari hasil pengkajian puluhan tahun oleh ilmuwan, pakar sejarah, penduduk asli Kalimantan Timur termasuk Bulungan berasal dari keturunan Proto Maloy, suku bangsa Murut dari Yunan selatan, Tiongkok Selatan kemudian dikenal dengan nama suku Dayak (Kenya) dan Dayak (Kayan).Sementara yang hijrah ke wilayah pantai melalui percampuran darah dan perkawinan dengan penduduk pendatang dari daerah atau negeri lain sehingga muncul dua rumpun besar yaitu suku Tidung dan Bulungan.Sumber-sumber sejarah yang ditemukan di daerah bahwa sejak abad ke V masyarakat Kalimantan Timur sudah mengenal susunan pemerintahan yang teratur dan juga memiliki sejarah yang cukup terkenal.Pada prasasti batu yupa sebanyak 7 buah yang disimpan di Museum Jakarta, terdapat tulisan tulisan yang menyatakan adanya kerajaan Indonesia yang tertua dibawah bimbingan Raja Mulawarman Mala dan Raja Asiwawarman, cucu dari Maharaja Kudungga.Kerajaan tersebut bernama Martadipura berkedudukan di sebelah kiri mudik Sungai Mahakam di seberang kota Muara Kaman.Ketika kerajaan Martadipura mulai menurunkan kekuasaannya dan Maha patih Gajah Mada mulai melaksanakan politik kesatuannya untuk mempersatukan kepulauan nusantara maka di daerah Kalimantan Timur muncul tiga buah kerajaan kecil yaitu Kutai Kartanegara, Berau dan Pasir.Dalam perjalanan sejarah pada tahun 1555 sampai tahun 1958 Kalimantan Timur masih terbagi atas beberapa kerajaan Yakni Bulungan, Sambaliung dan Gunung Tabur di Berau Kalimantan Timur bagian utara juga kerajaan Sadurangas di Paser Kalimantan Timur bagian selatan.Jika dilihat dari struktur organisasi Pemerintahan Hindia Belanda wilayah Kalimantan Timur merupakan daerah Ooster Afdeling Van deResidentie en Oos Borneo yang dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan di Banjarmasin Ibu Kota Kalimantan Selatan sekarang. Pada tanggal 10 April 1950 Kalimantan Timur resmi bergabung dengan Republik Indonesia yang berpusat di Jogjakarta.Saat itu pemerintah Republik Indonesia masih mengakui status wilayah kerajaan dengan sebutan Swapraja.Legenda yang berkembang di kalangan masyarakat Bulungan dikenal dengan kisah Kuwanji adalah seorang pemimpin adat di kawasan sungai Long Payang hidup damai dan sejahtera bersama isterinya.asal usul suku Bulungan dari sepotong bambu betung yang disebut juga Bulu Tengon dan sebuah Telur yang menjelma menjadi manusia.Suami isteri ini tak kunjung diberi keturunan oleh yang Maha Kuasa, namun isterinya selalu berdoa.saat menelusuri hutan Kuwanji mendengar suara aneh dan melihat anjingnya sedang menyalak dengan keras dan terus menerus ke arah rumpun bambu betung akhirnya terlihat sebutir telur di ataas tunggul pohon Jemelai, Kuwanji membawa pulang ke rumah si telur diserahkan kepada isterinya, kemudian isterinya meletakkan si telur di atas para-para dapur.Keesokan harinya mereka dikejutkan oleh suara tangisan bayi dari arah dapur berasal dari bambu dan telur yang dibawa kemarin sore.Setelah diamati ternyata ada sepasang bayi laki-laki dan bayi perempuan oleh Kuwanji diberi nama Jau Iru artinya Guntur besar (laki-laki), dan Lamlai Suri untuk bayi perempuan.Setelah kejadian itu oleh Kuwanji dan isterinya berita ini disebarkan kepada masyarakat.Oleh masyarakat dinamakan Bulungan (bambu dan telur).Karena ke dua saudara tersebut bukan saudara kandung, mereka dinikahkan dan mendapatkan seorang anak bernama Djau Anji.Setelah Kuwanji wafat akhirnya Djau Iru diangkat penduduk desa menggantikan kedudukan ayahnya sebagai kepala suku Bulungan.Sesudah Djau Iru wafat digantikan Djau Anji yang memperoleh anak bernama Paren Djau dan meneruskan kedudukannya.Paren Djau wafat digantikan anaknya Paren Anji dan terakhir digantikan anaknya bernama Lahai Bara.(Masitah)